5 Fakta Gelap Game Pokemon GO

Meskipun Anda tidak pernah mengenal game yang namanya Pokemon, setidaknya pasti Anda pernah mendengarnya. Dibuat pada tahun 1995, Pokemon awalnya digunakan untuk konsol Nintendo Game Boy yang disebut Pokemon Red.
Di dalam game ini, player harus menjelajahi dunia virtual untuk menangkap “pocket monster” dengan kemampuan dan penampilan yang bervariasi untuk dilatih mengalahkan monster lain dalam pertarungan. Hingga pada tanggal 6 Juli 2016, ketika aplikasi mobile Pokemon GO dirilis.
Dalam sekejap aplikasi ini mendominasi dimana hanya butuh lima jam bagi Pokemon GO untuk meraih posisi pertama aplikasi paling banyak diunduh! Fakta ini menunjukkan betapa populernya game ini di seluruh penjuru dunia. Berikut daftar 5 fakta gelap game Pokemon GO versi mbakbro.com :

1. Mengakibatkan kecelakaan

Autumn Deiseroth
Seiring dengan dirilisnya Pokemon GO, polisi di seluruh penjuru dunia mulai disibukkan dengan laporan kecelakaan yang terkait dengan game yang menggabungkan antara dunia virtual dan dunia nyata ini. Selain laporan tentang kecelakaan yang diakibatkan oleh pengemudi yang mengendarai mobil sambil bermain, banyak pula laporan tentang kecelakaan akibat player yang mengejar Pokemon di tempat berbahaya.
Warga New York, Steven Cary (28) yang seorang mantan marinir mengalami patah tulang sementara mobil yang dikendarainya hancur setelah menabrak pohon gara-gara mencoba menangkap “Lapras”. Di San Diego, dua orang pemuda jatuh dari tebing setinggi 30 meter ketika mengejar Pokemon yang lain. Masih ada lagi Autumn Deiseroth (15) yang tertabrak mobil di jalan tol Pennsylvania. Penyebabnya apa lagi kalau bukan Pokemon GO. (sumber)

2. Memancing kejahatan

penjahat pokemon GO
Meskipun belum ada laporan tentang seseorang melakukan pembunuhan hanya demi mengejar Pokemon atau terjadinya tabrakan beruntun gara-gara Pokemon, tetapi game ini mulai dikait-kaitkan baik secara langsung atau tidak langsung dengan beberapa peristiwa kejahatan. Seorang remaja di Wyoming menemukan mayat ketika mengejar ‘water pokemon’ di sebuah sungai.
Sementara itu pada tanggal 10 Juli 2016, hanya berselang empat hari setelah game ini dirilis, empat pemuda merampok seorang player setelah memancingnya dengan memancarkan ‘lure modules’ di tempat gelap dekat sebuah Pokestop. Peristiwa ini ditanggapi dengan cepat oleh pembuat Pokemon GO dengan mengeluarkan pernyataan agar tidak bermain sendiri ketika berada di tempat asing. (sumber)
Baca juga : 5 rahasia gelap Coca-Cola dan 5 rahasia gelap tokoh sejarah

3. Pokemon GO bajakan

pokemon GO bajakan
Meskipun game ini gratis, banyak player yang kesulitan mengunduh karena heavy traffic. Hal ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan menyediakan versi bajakan yang telah dimodifikasi. Karena itu berhati-hatilah bila Anda mengunduh game ini dari sumber lain sebab bukan tidak mungkin telah disusupi dengan malware.
Hanya berselang 72 jam setelah dirilis, laporan munculnya versi bajakan yang merusak ini telah datang dari Selandia Baru dan Australia. Dalam versi bajakan ini tertanam malware yang disebut DroidJack yang sangat berbahaya karena peretas dengan leluasa bisa mengontrol device yang telah terinfeksi. Untungnya game versi bajakan ini tidak mudah diinstal karena pengguna harus mematikan fitur pengaman android. (sumber)

4. Digunakan untuk memata-matai?

Niantic Labs
Persyaratan instalasi Pokemon GO mengharuskan player untuk menyetujui syarat “disclose any information about you to government”. Sementara itu coba Anda perhatikan pilihan kata yang digunakan John Hanke di halaman web Niantic Labs (perusahaan pembuat Pokemon GO) saat game ini dirilis, “By exploiting the capabilities of smartphones and location technology…”.
Pilihan kata ‘exploit’ untuk menggambarkan perusahaan pembuat game sepertinya kurang bijaksana. Hal ini tak urung membuat orang curiga, apakah game ini digunakan untuk memata-matai? Apalagi jika diingat bahwa dana yang digunakan oleh Niantic Labs untuk membuat game ini diperoleh dari NGA (National Geospatial-Intelligence Agency), salah satu agen pemerintah Amerika yang diduga bertugas mengumpulkan dan menganalisa data untuk agen mata-mata mereka. (sumber)

5. No Trespassing!

pokemon trespass
Pokemon GO dibuat dengan teknologi Augmented Reality atau perpaduan antara dunia nyata dan virtual. Teknologi ini bukanlah teknologi baru dan bisa Anda temukan contohnya dalam filter Snapchat untuk menggabungkan video dengan animasi digital. Sementara di dalam game ini ada yang disebut sebagai PokeStops dan Gym Trainer.
Di tempat-tempat ini player bisa mendapatkan item seperti pokemon eggs atau poke balls untuk menangkap pokemon. Masalahnya adalah, PokeStops dan Gym Trainer tersebut ditempatkan secara random di lokasi sekitar player. Hal ini pastinya memicu masalah apabila kedua tempat tersebut bukan merupakan area publik. Beberapa pemilik area pribadi telah mulai mengeluhkan banyaknya trespassing akibat game ini. (sumber)

Bagaimana menurut pendapat Anda? Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah. Terimakasih.

Silahkan mengcopy isi artikel di blog ini tetapi harus disertakan link sumber (aktif). Apabila Admin menemukan konten yang tidak menyertakan link sumber (aktif), Admin akan mengirimkan DMCA Complaint ke pihak Google.
Anda tentu tidak mau website atau blog Anda kena deindex bukan?

0 Response to "5 Fakta Gelap Game Pokemon GO"

Post a Comment

Hargai pendapat orang lain agar orang mau menghargai pendapat Anda. Komentar spam, irrelevant link dan junk otomatis dihapus.