Tragedi Mina bukanlah kali pertama terjadi dan jika melihat kredibilitas penyelenggara haji sepertinya bukan yang terakhir pula. Rentetan tragedi ibadah haji telah dimulai sejak tahun 1975 ketika kebakaran menewaskan 200 orang. Tragedi ini kemudian terjadi lagi pada tahun 1979, 1987, 1989, 1990, 1994, 1997, 1998, 2001, 2003, 2004, 2005, 2006, dan terakhir adalah bencana jatuhnya crane dan tragedi Mina di tahun 2015 ini.
Melihat seringnya para jamaah haji menjadi korban, sebuah pertanyaan menggelitik kemudian muncul. Ibadah haji adalah suatu hal yang rutin dilakukan setiap tahun, karena itu pihak penyelenggara seharusnya sudah mampu mengantisipasi berbagai skenario terburuk. Jika tragedi terus berulang seperti sekarang, apakah hal ini berarti pihak penyelenggaranya yang tidak becus? Apabila kita melihat kebobrokan sistem pemerintahan dan sosial di Arab Saudi maka hal ini tidaklah mengherankan. Lantas selain masalah ibadah haji ini, apakah ada fakta gelap lain tentang Arab Saudi? Ada banyak! Tetapi karena berbagai keterbatasan hanya lima yang akan dibahas dalam artikel ini. Berikut daftarnya versi mbakbro.com :
Yang lebih memprihatinkan adalah pelaksanaan hukuman mati ini dilakukan secara brutal. Tidak seperti di Indonesia atau di negara-negara lain yang dilakukan secara tertutup dengan cara yang lebih manusiawi, eksekusi di Arab Saudi dilakukan di depan umum dengan cara dipancung. Di beberapa tempat bahkan praktek rajam (dilempar batu hingga mati) masih dilakukan. Jika di negara-negara lain para tahanan yang dihukum mati adalah pelaku kejahatan berat, maka hanya dengan melakukan zina atau menghisap ganja, Anda bisa dijatuhi hukuman mati. Padahal kejahatan semacam itu lazim dilakukan oleh para bangsawan Arab Saudi.
Para majikan seringkali menyita paspor dan menahan gaji, memaksa para pekerja ini untuk menuruti perintah mereka. Karena tidak bisa pindah kerja atau pun pulang ke negara asal, mereka terperangkap dalam sistem yang mirip perbudakan. Tidak jarang mereka yang melapor kepada pihak berwajib malah ditangkap dengan tuduhan yang aneh-aneh atau bahkan mengalami nasib yang jauh lebih buruk seperti yang terjadi pada para pekerja wanita yang menjadi korban perkosaan majikan.
Pada tahun 2014, dua orang wanita yang tertangkap mengemudi mobil dipenjara dengan tuduhan terorisme! Jadi hukuman bagi para wanita yang tidak suka dengan hal ini bukanlah main-main. Hal ini tidak hanya berlaku bagi rakyat biasa, bahkan para putri raja pun mendapat perlakuan yang sama. Tiga orang putri raja, termasuk putri Sahar telah puluhan tahun menjadi tahanan rumah karena memprotes ketidakadilan gender ini.
Pada tahun sebelumnya, seorang aktifis hak asasi manusia dijatuhi hukuman penjara selama delapan tahun karena memprotes tidak adanya kebebasan berpendapat di sana. Menurut freedomhouse.org, kepolisian kerajaan ini menduduki peringkat terakhir dengan skor paling rendah, setingkat dengan negara komunis Korea Utara. Peringkat mereka bahkan dibawah Afghanistan dan Mexico dimana di kedua negara ini para jurnalis seringkali menjadi sasaran pembunuhan.
Contoh paling nyata adalah diplomat Arab Saudi yang menyekap sekelompok wanita untuk menjadi budak seks pada tahun 1980 di Miami, kemudian diplomat yang memperkosa bocah berusia 11 tahun di London pada tahun 2004, dan terakhir di bulan September 2015 ini, seorang diplomat Arab Saudi di India menyekap dua orang pelayan wanita asal Nepal dan memperkosa mereka beramai-ramai selama 15 hari. Semua diplomat tersebut lolos dari hukuman karena kerajaan mereka melindungi.
Bagaimana menurut pendapat Anda? Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah. Terimakasih.
Melihat seringnya para jamaah haji menjadi korban, sebuah pertanyaan menggelitik kemudian muncul. Ibadah haji adalah suatu hal yang rutin dilakukan setiap tahun, karena itu pihak penyelenggara seharusnya sudah mampu mengantisipasi berbagai skenario terburuk. Jika tragedi terus berulang seperti sekarang, apakah hal ini berarti pihak penyelenggaranya yang tidak becus? Apabila kita melihat kebobrokan sistem pemerintahan dan sosial di Arab Saudi maka hal ini tidaklah mengherankan. Lantas selain masalah ibadah haji ini, apakah ada fakta gelap lain tentang Arab Saudi? Ada banyak! Tetapi karena berbagai keterbatasan hanya lima yang akan dibahas dalam artikel ini. Berikut daftarnya versi mbakbro.com :
1. Paling sering melakukan eksekusi mati
Menginjak tahun 2015, telah banyak negara di dunia yang menghentikan praktek hukuman mati terutama yang dilakukan di depan publik. Setidaknya negara-negara lain berusaha mengurangi kuantitas hukuman mati pada warganya. Tetapi rupanya hal ini tidak berlaku di Arab Saudi. Kerajaan ini tetap menjadi eksekutor hukuman mati terbesar di dunia. Hingga semester pertama tahun ini, setidaknya lebih dari 100 orang telah dihukum mati di sana.Yang lebih memprihatinkan adalah pelaksanaan hukuman mati ini dilakukan secara brutal. Tidak seperti di Indonesia atau di negara-negara lain yang dilakukan secara tertutup dengan cara yang lebih manusiawi, eksekusi di Arab Saudi dilakukan di depan umum dengan cara dipancung. Di beberapa tempat bahkan praktek rajam (dilempar batu hingga mati) masih dilakukan. Jika di negara-negara lain para tahanan yang dihukum mati adalah pelaku kejahatan berat, maka hanya dengan melakukan zina atau menghisap ganja, Anda bisa dijatuhi hukuman mati. Padahal kejahatan semacam itu lazim dilakukan oleh para bangsawan Arab Saudi.
2. Perlakuan buruk kepada pekerja migran
Seperti halnya negara-negara lain yang kaya minyak di semenanjung Arab, Arab Saudi sangat tergantung pada pekerja migran. Setidaknya sembilan juta pekerja migran tinggal di kerajaan tersebut dan bekerja mulai dari sektor konstruksi, penambangan minyak hingga pembantu rumah tangga. Menggunakan sistem sponsor, para pekerja migran ini terikat kuat dengan majikannya. Jika mereka ingin pindah kerja atau pulang ke tanah air, mereka harus mendapat izin tertulis dari sang majikan. Tentu saja sistem seperti ini rawan eksploitasi.Para majikan seringkali menyita paspor dan menahan gaji, memaksa para pekerja ini untuk menuruti perintah mereka. Karena tidak bisa pindah kerja atau pun pulang ke negara asal, mereka terperangkap dalam sistem yang mirip perbudakan. Tidak jarang mereka yang melapor kepada pihak berwajib malah ditangkap dengan tuduhan yang aneh-aneh atau bahkan mengalami nasib yang jauh lebih buruk seperti yang terjadi pada para pekerja wanita yang menjadi korban perkosaan majikan.
3. Diskriminasi gender
Di Arab Saudi ada ungkapan yang menyatakan, “Jika Anda terlahir sebagai wanita, maka Anda bukanlah manusia.” Ungkapan ini mungkin terdengar lebay, tetapi memang inilah yang terjadi di sana. Para wanita bahkan tidak boleh keluar rumah sendirian tanpa dikawal oleh muhrimnya dan tidak boleh menyetir mobil. Tentu saja hal ini menyebabkan mereka tidak bisa bekerja secara bebas.Pada tahun 2014, dua orang wanita yang tertangkap mengemudi mobil dipenjara dengan tuduhan terorisme! Jadi hukuman bagi para wanita yang tidak suka dengan hal ini bukanlah main-main. Hal ini tidak hanya berlaku bagi rakyat biasa, bahkan para putri raja pun mendapat perlakuan yang sama. Tiga orang putri raja, termasuk putri Sahar telah puluhan tahun menjadi tahanan rumah karena memprotes ketidakadilan gender ini.
4. Tidak adanya kebebasan berpendapat
Di Arab Saudi, jika Anda salah nge-like sebuah status Facebook maka penjara menjadi ganjaran. Memang terdengar tidak masuk akal, tetapi seperti itulah yang terjadi di sana. Arab Saudi mempunyai agen rahasia yang khusus mengamati gerak gerik warga. Pada November 2014, Mikhlif bin Daham ditangkap hanya karena mengundang rekan-rekannya untuk sebuah pertemuan informal di twitter. Hukuman yang dijatuhkan padanya adalah penjara selama dua tahun dan 200 cambukan!Pada tahun sebelumnya, seorang aktifis hak asasi manusia dijatuhi hukuman penjara selama delapan tahun karena memprotes tidak adanya kebebasan berpendapat di sana. Menurut freedomhouse.org, kepolisian kerajaan ini menduduki peringkat terakhir dengan skor paling rendah, setingkat dengan negara komunis Korea Utara. Peringkat mereka bahkan dibawah Afghanistan dan Mexico dimana di kedua negara ini para jurnalis seringkali menjadi sasaran pembunuhan.
5. Diplomat merangkap penjahat
Satu-satunya orang yang kebal hukum di sebuah negara adalah para diplomat negara asing. Mereka hanya boleh ditangkap dan diadili jika negara asal mereka memberi izin. Dan hal ini rupanya membuat para diplomat Arab Saudi sering bertindak semau gue di negara orang. Banyak sekali kasus kejahatan terutama kejahatan seksual dilakukan oleh diplomat mereka tanpa mendapat hukuman sama sekali karena kerajaan mereka tidak memberi izin.Contoh paling nyata adalah diplomat Arab Saudi yang menyekap sekelompok wanita untuk menjadi budak seks pada tahun 1980 di Miami, kemudian diplomat yang memperkosa bocah berusia 11 tahun di London pada tahun 2004, dan terakhir di bulan September 2015 ini, seorang diplomat Arab Saudi di India menyekap dua orang pelayan wanita asal Nepal dan memperkosa mereka beramai-ramai selama 15 hari. Semua diplomat tersebut lolos dari hukuman karena kerajaan mereka melindungi.
Bagaimana menurut pendapat Anda? Silahkan tulis komentar Anda pada kolom di bawah. Terimakasih.
Baca juga :
Silahkan mengcopy isi artikel di blog ini tetapi harus disertakan link sumber (aktif). Apabila Admin menemukan konten yang tidak menyertakan link sumber (aktif), Admin akan mengirimkan DMCA Complaint ke pihak Google.
Anda tentu tidak mau website atau blog Anda kena deindex bukan?
Viva udh gk jelas.terus memojok kan islam
ReplyDeleteARAB SAUDI, ITU artinya negara Arab dibawah kekuasaan bani SAUD...... tapi ya begitulah otak dongok muslim Indonesia, mengira islam itu sama dengan Arab Saudi, padahal kerajaan itu baru berdiri tahun 30an, dengan konsep islam wahabi nya, dengan slogan memurnikan tauhid banyak orang islam yg sudah tercuci otaknya, lebih membela negara bani saud, daripada kepentingan islam itu sendiri, dan menganggap islam dinegara lain itu tidak murni..... padahal bid'ah terbesar adalah mendirikan kerajaan, karena rasulullah dan para sahabat sudah memberikan contoh sistem pemerintahan adalah khilafah islamiyah.....
ReplyDeleteNgawur lo..kl msh dungu jgn komentar
Deletecm bs istighfar...astaghfirullah.
ReplyDeleteadmin kalau kamu orang islam sebaiknya pedalami ilmu agama anda dan pelajari alasan orang, baru menfonis!!!
ReplyDeletesebearnya banyak hikmah di balik semua!!
admin sebainya lebih baik pelajari ilmu agama saudara,kalau anda muslim, pelajari semuanya baru mengatakan!!
ReplyDeleteIni yang terkhir aku baca viva...
ReplyDeletekalo yang dipojokan kelompok lain tenang-tenang aja, tp kalo kelompok sendiri langsung mencak2. padahal semua diatasa adalah fakta. dasar indonesia.
ReplyDeletenegara arab sama agama islam itu berbeda bro, buka mata jgn etnosentris. tp kok cinta buta sama negara lain ya, negara nya sendiri gmn?
Arab itu bukan berarti islam. Dan islam itu bukan berarti arab....
ReplyDeleteislam itu anti dikritik ..?
ReplyDeleteaneh orang indo skarang
ReplyDeleteSdikit bnyak ada benarnya krena sya jga kerja di arab saudi ..
ReplyDeletewowww. . .
ReplyDeleteCopas dari mana sih?! Kalau mau memposting artikel tu ya dipelajari dulu, benar atau nggaknya. Kasihan kan orang yg terpengaruh artikel ni.
ReplyDelete